Sa'id ibn 'Amir adalah gubernur Hamash yang diangkat khalifah Umar.
Ditanyakan kepada rakyatnya bagaimana kepemimpinannya selama menjabat gubernur.
"Bagaimana pendapat kalian tentang gubernur kalian ini?" tanya
khalifah. "Kami tidak membencinya kecuali karena 4 hal, "
jawab mereka. "Apa itu?" tanya khalifah. "Dia tidak
keluar menemui kami hingga matahari meninggi. Sehari dalam seminggu, kami tidak
bisa menjumpainya karena dia tidak melayani kami. Dia tidak melayani kami di
malam harin sekali pun kami mengetuk pintunya sehabis isya'. Dan dia kadang
pingsan di persidangan ketika terjadi perdebatan." Kemudian jawab
Sa'id, "Maafkan aku, ya Amirulmukminin! Aku tidak keluar rumah hingga
hari mulai terik karena aku tidak memiliki pembantu, istriku sakit dan aku
harus mempersiapkan makanan untuk keluargaku. Selesai makan, aku mengambil
wudhu, salat dua rakaat baru aku menemui mereka. Satu hari dalam seminggu aku
tidak bisa menemui mereka karena juga tidak mempunyai pemabantu, aku harus
mencuci pakaian istriku. Tidak keluar di malam hari karena aku sediakan seluruh
malamku untuk Tuhan, yaitu salat, zikir, dan membaca Al-Qur'an. Bukankah waktu
siang sudah aku sediakan sepenuhnya untuk mereka?" "Lalu mengapa
engkau pingsan di persidangan?" tanya khalifah selanjutnya. "Karena
aku pernah menyaksikan Khubayb ibn 'Adi dihukum pancung. Aku dengar dia
berkata, 'Ya Allah hitunglah mereka, binasakan mereka dalam keadaan bercerai
berai, dan jangan sisakan seorang pun dari mereka.' Setiap kali mengingat itu,
dan aku tidak bisa menolong Khubayb, aku langsung pingsan!" jawab Sa'id.
Mendengar penjelasan Sa'id, khalifah Umar bertambah rasa hormatnya kepada sang
gubernur. Maksud kisah ini adalah bahwa semua manusia dituntut menyelamatkan
diri dari godaan dunia. (al-Qarni, Drama Kematian, h.168)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar