7 Mei 2021
Guru Masuk Surga
Di penghujung masa jabatannya, mendikbud Muhadjir Effendy justru mendulang kontroversi lewat perkataannya yang mungkin bagi para guru dianggap telah menyakiti hati. Dalam sebuah acara peringatan Hari Guru Internasional di Gedung Kemendikbud, Muhadjir memberi pidato terkait serba-serbi profesi guru. Acara tersebut bertajuk “Guru Milenial, Sebuah Profesi Masa Depan”.
Namun ada satu ujaran yang mungkin dianggap kurang menghargai profesi guru. Seperti kita ketahui selama ini, banyak sekali guru di negeri ini yang kehidupannya masih jauh dari kata ‘layak’. Honor yang mereka terima seolah tidak sebanding dengan perjuangan yang telah dilakukan kepada anak-anak didiknya. Mengetahui kondisi itu, Muhadjir justru berkata: Saya agak yakin, bahwa yang pertama masuk surga itu adalah guru. Kalau sekarang gajinya sedikit, apalagi guru honorer, nikmati saja, nanti masuk surga, “ ujarnya seperti yang dikutip Detik.
Pak, tolong, bukannya kami tidak ingin masuk surga, tapi apakah sudah tidak ada cara lain agar profesi kami ini bisa lebih dihargai?
Jika ada orang yang menganggap jadi guru itu mudah, mereka sungguh salah besar. Mungkin benar kalau ada yang bilang semua profesi punya tantangan masing-masing. Tapi kalau boleh sedikit hitung-hitungan guru mengemban tanggung jawab yang sangat besar. Selain bertanggung jawab terhadap kemampuan akademis anak didik, mereka juga turut andil membentuk karakter, dan moral para siswanya.
Kalau ada tokoh atau sosok penting yang berhasil membangun negeri, semua itu tidak lepas dari jasa guru-guru yang telah mendidiknya di sekolah dulu.
Namun bedanya dengan segudang profesi bergengsi di luar sana, gaji guru kerap bikin hati meringis. Apalagi mereka yang statusnya masih honorer.
Junus Jahja
Lauw Tjhwan Thio Junus Jahja, Tionghoa-Nasionalis Petinggi MUI
Oleh: Iswara N Raditya - 22 April 2017
Haji Junus Jahja alias Lauw Tjhwan Thio adalah mualaf peranakan Cina yang sangat nasionalis. Ia pernah menjadi petinggi MUI dan anggota Dewan Pertimbangan Agung. tirto.id
”Saya memang radikal. Saya melawan arus. Tetapi bagi saya, kalau mau hidup di sini, cari makan di sini, mau mati di sini, ya harus mencintai Indonesia,” tegas Junus Jahja suatu kali. Nama aslinya Lauw Tjhwan Thio. Ya, ia memang keturunan Tionghoa. Tapi, "Enggak perlu lagi kita melihat ke Tiongkok,” tandasnya seperti dikutip dari Kompas (20 Agustus 2009). Lauw Tjhwan Thio memeluk Islam pada 1979 dengan bimbingan Buya Hamka (Junus Jahja, Catatan Seorang WNI: Kenangan, Renungan & Harapan, 1989: 222). Ulama besar itu kemudian memberinya nama anyar, yakni Junus Jahja atau Yunus Yahya dalam ejaan baru. Atas peran Hamka pula, Lauw Tjhwan Thio alias Junus Jahja masuk kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kemudian dipercaya sebagai Sekretaris Dewan Pengurus MUI.
Serius Jadi Orang Indonesia
Lauw Tjhwan Thio atau Junus Jahja dilahirkan di Jakarta pada 22 April 1927. Ia adalah putra dari pasangan Lauw Lok Soey dan Oey Ay Nio yang sukses menjadi pengusaha roti saat itu. Ia merampungkan pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas di Jakarta, dan pada 1949 melanjutkan studi ke Belanda, tepatnya di Univesiteit van Rotterdam. Semasa kuliah di Rotterdam, Junus Jahja tanpa canggung turut aktif di organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda. Dan tampaknya, Junus memang ingin menegaskan bahwa ia adalah orang Indonesia dengan masuk organisasi tersebut. Bahkan, seperti dituliskan oleh Riyanto D. Wahono dalam buku Tujuh Puluh Tahun Junus Jahja (1997:140), Junus Jahja menjadi salah satu penggerak dibubarkannya Chung Hwa Hui di Belanda untuk kemudian dilebur ke dalam PPI. Chung Hwa Hui adalah perhimpunan pelajar/mahasiswa keturunan Tionghoa yang dibentuk sejak 1927. Junus lulus kuliah dari Univesiteit van Rotterdam tahun 1959 dan kembali ke Indonesia sewarsa berikutnya serta sempat . menjalani karier di bidang perbankan, sesuai gelar sarjana ekonomi yang dikantonginya. Di tanah air, ia juga menulis di majalah Star Weekly tentang gerakan asimilasi (Sam Setyautama, Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia, 2008:159). Selanjutnya, bersama tokoh-tokoh peranakan Cina di Indonesia lainnya, termasuk P.K. Ojong, Ong Hok Ham, Kwik Hway Gwan (ayah Kwik Kian Gie), juga Harry Tjan Silalahi, Junus Jahja memprakarsai Piagam Asimilasi dalam suatu seminar yang dihelat di Bandungan, Jawa Tengah. Asimilasi dalam pandangan Junus dan kawan-kawan dimaknai sebagai proses masuk dan diterimanya keturunan Tionghoa ke dalam bangsa Indonesia sehingga golongan semula yang khas tidak ada lagi (Beni Bevly, Aku Orang Cina?, 2008:158). Artinya, asimilasi adalah syarat mutlak untuk mencapai suatu bangsa dengan masyarakat yang adil dan makmur serta berperan di dunia internasional sesuai panggilan zaman. “Kita semua sejak (Sumpah Pemuda) 1928 telah menjadi satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, tanpa mengkotak-kotakkan bangsa Indonesia berdasarkan garis kesukuan, kedaerahan, maupun ras!” tandas Junus Jahja.
Tionghoa Penebar Islam
Dalam artikelnya di Star Weekly pada 1960 dengan tajuk “Menuju ke Asimilasi yang Wajar”, Junus Jahja bersama 9 orang intelektual keturunan Tionghoa lainnya menegaskan bahwa satu-satunya jalan agar orang peranakan Cina menjadi loyal kepada negara adalah dengan meninggalkan kedudukannya sebagai minoritas dan melakukan asimilasi atau peleburan seratus persen menjadi orang Indonesia “asli”. Secara khusus, Junus Jahja dengan terang-terangan menyatakan bahwa untuk mengatasi “permasalahan Cina”, orang Tionghoa harus memeluk agama mayoritas di Indonesia, yaitu Islam (Beni Bevly, 2008:157). Dan itulah kemudian yang dilakukannya pada 1979, menjadi mualaf di bawah bimbingan Buya Hamka, Ketua MUI yang pertama. Dr. Charles Coppel dalam Indonesian Chinese in Crisis (1973) sepakat dengan pemikiran Junus Jahja. Masuk Islam, tulisnya, adalah terapi baru bagi penyelesaian masalah Tionghoa di Indonesia. Coppel agaknya teringat situasi di Thailand dan Filipina di mana orang-orang peranakan Cina di sana memeluk agama mayoritas penduduk setempat (Junus Jahja, Peranakan Idealis: Dari Lie Eng Hok sampai Teguh Karya, 2002: 269). Tahun 1980, Junus Jahja berkesempatan menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah. Sepulangnya ke Indonesia, ia diterima sebagai anggota MUI hingga kemudian menjabat sekretaris dewan pengurus pusat (Junus Jahja, Islam di Mata WNI, 1993:167). Junus Jahja nantinya juga menjadi penasihat MUI, anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), hingga tercatat sebagai anggota Partai Amanat Nasional (PAN) bentukan dedengkot Muhammadiyah, Amien Rais. Junus kala itu memang dekat dengan orang-orang Muhammadiyah. Sejak masuk Islam dan menjadi pengurus MUI, Junus gencar melancarkan syiar Islam kepada orang-orang keturunan Tionghoa sepertinya. Sebagai wadah untuk aksi dakwah tersebut, ia mendirikan Yayasan Ukhuwah Islamiyah dan turut menggagas dibentuknya Yayasan Abdul Karim Oey Tjeng Hien, serta aktif di Perhimpunan Islam-Tionghoa Indonesia.
Cina-Muslim-Nasionalis
Junus Jahja barangkali menjadi salah satu dari sedikit mualaf keturunan Tionghoa di Indonesia yang amat gencar menebarkan dakwah Islam sekaligus sosok yang sangat nasionalis. Ia bahkan terkesan frontal dalam menyikapi sekaligus mengkritik sikap orang-orang keturunan Tionghoa yang dianggapnya terkadang mengesankan diri sebagai kelompok eksklusif. ”Mereka, semua suku dan keturunan apa pun yang hidup di Indonesia, harus mau berbaur dan berjuang bersama untuk maju,” tukas Junus Jahja (Kompas, 20 Agustus 2009). Saking seriusnya meresapi dan memaknai sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Junus bahkan rela menghilangkan dialek khas warga keturunan Tionghoa dalam percakapan sehari-hari. ”Saya belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan bahasa Indonesia yang menyebut lu orang, you orang, dan kita orang,” tegasnya. Ia kemudian diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) periode 1998-2003 pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie. Di era yang sama, Junus Jahja juga dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputera Utama. Bahkan, di usia senjanya ketika Indonesia diterpa krisis dimensional beberapa tahun awal setelah reformasi, Junus masih menyimpan asa besar bagi bangsa ini. ”Harapan saya, Indonesia harus maju. Tidak bisa tidak, negara yang begini kaya harus maju!” tandasnya. Junus Jahja wafat di Jakarta tanggal 7 Desember 2011 pada umur 84 tahun. Salah seorang rekan terdekatnya, Harry Tjan Silalahi, selalu terkenang atas kesungguhan Junus untuk benar-benar menjadi orang Indonesia sepenuh hati. ”Dengan jiwa dan raga, ia memilih menjadi Indonesia dan konsekuen menjalankan pilihannya,” ucap Harry.
DATA SISWA KELAS VI (ENAM) TAHUN PELAJARAN 2020/2021
DATA SISWA KELAS VI (ENAM) TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SD NEGERI MEDINI 1
Jln. KH Abdul Karim No. 2 C Medini Email: sd1medini@gmail.com Website: https: //sd1medini.blogspot.com
NO NISN NAMA SISWA JENIS KELAMIN TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR NAMA ORANG TUA
1 0091500656 Ayu Fitria Irdhiani Amanda P Demak 4 Agustus 2009 Yopi Ananda
2 0092282221 Dimas Prasetyo L Demak 22 April 2009 Widi Suwignyo
3 0099959511 Dwi Mulyaningrum P Demak 13 Juni 2009 Choerudin
4 0098099474 Fatih Muhammad L Demak 31 Januari 2009 Zainuri
5 0094438330 Febi Zaskya Widya Ulfika P Demak 24 Februari 2009 Wainal Kamda Safi'i
6 0093122298 Felisa Najwa Aulia P Demak 18 Juni 2009 Purwanto
7 0094651133 Muhammad Agus Muthollib L Demak 22 Maret 2009 Muchosis
8 0086725993 Muhammad Dani Siril Wafa L Demak 7 Oktober 2008 Masidi
9 0091913742 Muhammad Fa'iq Andriyanto L Demak 3 September 2009 Sudiran
10 0094878533 Muhammad Maksum Ibrahim L Demak 17 Mei 2009 Sugiharto
11 0092126589 Muhammad Mudrik L Jakarta 3 Februari 2009 Sutomo
12 0097640143 Naila Rosydatul Azka P Demak 14 Agustus 2009 Kumaedi
13 0098838456 Najwa Rahma Azzahra P Demak 21 November 2009 Purwadi
14 0093522864 Nihazatu Zahra P Demak 25 Januari 2009 Diran
15 0094552352 Rohmatun P Demak 11 Oktober 2009 Lasono
16 0097917688 Sahila Nafik Arummaisa P Demak 11 April 2009 Kusmanto
17 0093961801 Salsabila Bidayatul Ula P Demak 1 Mei 2009 Nur Salim
18 0096615086 Zainab Qorri Aina P Magetan 3 Mei 2009 Nur Abdul Kholiq
19 0089050598 Zunan Hilmi L Demak 19 Desember 2008 Zaenuri
Demak, 18 Maret 2021
Kepala Sekolah
SATIYONO, S.Pd.
NIP. 19670311 198806 1 001
5 Sep 2019
SUPERVISI NEGATIF
PRINSIP-PRINSIP
SUPERVISI NEGATIF
1) Pengawas
TK/SD atau Pengawas Pendais sebagai supervisor tidak boleh bersifat
otoriter
2) Pengawas
tidak boleh mencari kesalahan guru-guru
3) Seorang
pengawas bukan inspektur yang ditugaskan memeriksa, apakah peraturan dan
instruksi yang telah diberikan dilaksanakan atau tidak
4) Seorang
pengawas tidak boleh menganggap dirinya lebih tinggi daripada guru
5) Seorang
pengawas tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil dalam cara
mengajar guru
6) Seorang
pengawas tidak boleh lekas kecewa jika mengalami kegagalan
8 Des 2018
kopi
Orang Amerika menyebut kopi dengan sebutan java. Kenapa
kopi disebut java? Karena kopi tanaman asli tanah Jawa. Seorang prajurit
Amerika menemukan tanaman kopi ketika bergerilya di hutan, tetapi tidak tahu nama
tanaman tersebut. Secara reflek dikunyahlah biji kopi tersebut. Rasa kantuknya
hilang. Kemudian mengambil sebagian, sampai di kamp ditumbuklah biji tersebut.
Diseduh pakai gula. Jadilah minuman hangat yang menyegarkan. Ini kisah awal
diketemukannya kopi. Anda boleh percaya boleh tidak. Sejak ditemukannya kopi di
tanah Jawa, orang-orang Eropa berdatangan ke pulau Jawa, tidak saja mencari
kopi tetapi juga rempah-rempah yang sangat dibutuhkan terutama pada musim
dingin. Kopi yang menahan rasa kantuk itu karena mengandung kafein. Ketika
diminum jantung memompa darah agak kencang. Itu sebabnya bagi penderita
bertensi tinggi dan jantung tidak disarankan minum kopi, meskipun kopi nikmat.
Ada rasa pahit tetapi terdapat rasa manis dan nikmat di sana. Apalagi jika
disuguhkan sama istri tercinta, kopi terlalu istimewa. Yang tidak biasa minum
kopi bisa mual di lambung sampai muntah-muntah. Falsafah kopi, semakin diminum
rasa pahit hilang berganti rasa manis, seperti dalam kehidupan ketika rasa
pahitnya hati hilang berganti dengan manisnya hidup. Penikmat kopi segera akan
tahu nikmatnya kopi yang dibuat pabrik dengan kopi yang dibuat rumahan. Ada dua
jenis kopi yang sama-sama nikmat, tergantung selera, Arabica dan Robusta. Kopi
yang dicampur dengan susu berlabel mix, tetapi rasa asli kopinya akan segera
hilang, berbeda yang berwarna hitam, maka rasa asli kopinya semakin kentara.
Produk kopi nikmat di Indonesia banyak sekali, tetapi yang paling terkenal
adalah dari Lampung, Toraja, Aceh, dan tentu saja pulau Jawa sendiri. Mari
minum kopi, hilangkan sejenak kesusahan hidup dari memikirkan hutang. Ini salah
satu motivasi minum kopi. Anda boleh tidak setuju dengan saya.
10 Sep 2015
e-PUPNS
Badan Kepegawaian Negara (BKN) membangun Sistem Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Elektronik (e-PUPNS) tahun 2015. Pelaksanaan e-PUPNS ini dilaksanakan secara online sebagai tindak lanjut dari amanat Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan untuk memperoleh data seluruh PNS yang akurat, terpercaya dan terintegrasi.
Sistem e-PUPNS tahun 2015 dibangun dengan teknologi berbasis web, saat ini mengikuti pendataan, para PNS dapat mengakses dengan menggunakan web browser melalui alamat http://pupns.bkn.go.id. Mengingat pentingnya tujuan e-PUPNS untuk memperbaiki Data Base Nasional PNS, seluruh PNS diwajibkan untuk melaksanakan e-PUPNS.
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2015/08/download-formulir-pendataan-e-pupns-tahun-2015.html#ixzz3lJyrL5ly
Sistem e-PUPNS tahun 2015 dibangun dengan teknologi berbasis web, saat ini mengikuti pendataan, para PNS dapat mengakses dengan menggunakan web browser melalui alamat http://pupns.bkn.go.id. Mengingat pentingnya tujuan e-PUPNS untuk memperbaiki Data Base Nasional PNS, seluruh PNS diwajibkan untuk melaksanakan e-PUPNS.
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2015/08/download-formulir-pendataan-e-pupns-tahun-2015.html#ixzz3lJyrL5ly
9 Sep 2015
UKG Tahun 2015
Target tahun ini rata-rata nilai UKG 5,5 dan tahun 2019 rata-rata kompetensi guru 8,0. Pemerintah berencana melaksanakan Uji Kompetensi Guru (UKG) pada akhir November mendatang yang diikuti oleh seluruh guru. Dalam UKG tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan standar nilai rata-rata UKG adalah 5,5. Ujian secara online ini dilakukan sebagai pemetaan terhadap
21 Mar 2015
Menyelamatkan Diri dari Godaan Dunia
Sa'id ibn 'Amir adalah gubernur Hamash yang diangkat khalifah Umar.
Ditanyakan kepada rakyatnya bagaimana kepemimpinannya selama menjabat gubernur.
"Bagaimana pendapat kalian tentang gubernur kalian ini?" tanya
khalifah. "Kami tidak membencinya kecuali karena 4 hal, "
jawab mereka. "Apa itu?" tanya khalifah. "Dia tidak
keluar menemui kami hingga matahari meninggi. Sehari dalam seminggu, kami tidak
bisa menjumpainya karena dia tidak melayani kami. Dia tidak melayani kami di
malam harin sekali pun kami mengetuk pintunya sehabis isya'. Dan dia kadang
pingsan di persidangan ketika terjadi perdebatan." Kemudian jawab
Sa'id, "Maafkan aku, ya Amirulmukminin! Aku tidak keluar rumah hingga
hari mulai terik karena aku tidak memiliki pembantu, istriku sakit dan aku
harus mempersiapkan makanan untuk keluargaku. Selesai makan, aku mengambil
wudhu, salat dua rakaat baru aku menemui mereka. Satu hari dalam seminggu aku
tidak bisa menemui mereka karena juga tidak mempunyai pemabantu, aku harus
mencuci pakaian istriku. Tidak keluar di malam hari karena aku sediakan seluruh
malamku untuk Tuhan, yaitu salat, zikir, dan membaca Al-Qur'an. Bukankah waktu
siang sudah aku sediakan sepenuhnya untuk mereka?" "Lalu mengapa
engkau pingsan di persidangan?" tanya khalifah selanjutnya. "Karena
aku pernah menyaksikan Khubayb ibn 'Adi dihukum pancung. Aku dengar dia
berkata, 'Ya Allah hitunglah mereka, binasakan mereka dalam keadaan bercerai
berai, dan jangan sisakan seorang pun dari mereka.' Setiap kali mengingat itu,
dan aku tidak bisa menolong Khubayb, aku langsung pingsan!" jawab Sa'id.
Mendengar penjelasan Sa'id, khalifah Umar bertambah rasa hormatnya kepada sang
gubernur. Maksud kisah ini adalah bahwa semua manusia dituntut menyelamatkan
diri dari godaan dunia. (al-Qarni, Drama Kematian, h.168)
6 Des 2014
Fitnah Terbesar
Firman Allah, “Dijadikan
indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta yang bertumpuk dalam bentuk emas dan
perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (3:14) Allah
memberitakan tentang semua yang djadikan perhiasan bagi manusia di dunia ini,
dengan berbagai kesenangan, antara lain wanita dan anak-anak. Wanita disebut
pertama kali karena fitnah yang ditimbulkan oleh mereka sangat kuat. (Al-Qur’an
Cordoba, h 100) Sebagaimana disebutkan dalam hadits sahih, bahwa Rasulullah
bersabda, “Tiada satu fitnah pun yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki
selain dari wanita.” Berbeda halnya dengan orang yang bermaksud terhadap
wanita untuk menjaga kehormatan dan memperbanyak keturunan. Hal ini merupakan
sesuatu yang dianjurkan dan disunatkan, sebagaimana terdapat di dalam
hadits-hadits yang mendorong untuk nikah serta memperbanyaknya (nikah).
“Sesungguhnya sebaik-baik umat ini adalah yang paling banyak mempunyai istri
(dalam batas yang diperbolehkan), sabda Rasulullah, “Dunia adalah
kesenangan, sebaik-baik kesenangan adalah istri yang saleh. Jika suami
memandangnya, ia membuat gembira suaminya; jika suami menyuruhnya ia
menaatinya; jika suaminya tidak ada (di tempat) ia memelihara kehormatan dan
hartanya.”
5 Des 2014
Haji Rasulullah
Share: Kiai Sahal Mahfudh
Berziarah ke
tempat-tempat tertentu yang dikeramatkan atau disucikan karena mempunyai
nilai-nilai bersejarah sebagai sebuah ritual dijumpai dalam banyak agama dan
bangsa. (al-Islam Aqidah wa Syari’ah, 120).
Haji, yaitu mengunjungi Ka’bah untuk
beribadah dengan mengerjakan thawaf, sa’i dan sebagainya sudah disyariatkan
sebelum diutusnya Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam. Menurut
penuturan al-Quran, Ka’bah adalah baitullah pertama di dunia, dibangun oleh
Nabi Ibrahim Alaihi Salam dibantu putranya Nabi Ismail Alaihi Salam.
Hal ini sebagaimana firman Allah:
وإذيرفع إبراهم
القواعدمن البيت وإسماعل ربناتقبل مناإنك أنت السمع العليم (البقرة: 127)
”Dan (ingatlah) aketika Ibrahim
meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ‘Ya
Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang
Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (Q.S.
al-Baqarah: 127)
Ibn Ishaq, sejarawan besar muslim,
menyatakan setiap nabi yang diutus Allah setelah Ibrahim Alaihi Salam
pernah menjalankan haji. (al-Futuhat ar-Rabbaniyyah: IV, 349)
Ketika Rasulullah memulai misi
dakwahnya, masyarakat Arab pra Islam selalu berziarah ke Ka’bah untuk
beribadah, meskipun dengan cara yang telah mengalami banyak penyimpangan dari
ajaran yang benar.
Kapan haji diwajibkan atas umat Islam
terdapat beragam pendapat. Ada
yang mengatakan sebelum hijrah dan ada pula yang menyatakan sebaliknya. Yang
berpendapat setelah hijrah sebagian menunjuk tahun pertama, kedua sampai tahun
ke sepuluh hijriah. (al-Futuhat ar-Rabbaniyyah: IV, 350)
Menurut DR. Wahbah az-Zuhaili haji
diwajibkan pada akhir tahun 9 H dengan merujuk pada waktu turunnya ayat berikut
ini:
ولله على النا س
حج اليت من استطاع إليه سبيلاومن كفرفإن الله غني عن العلمين (ال عمران: 97)
”Dan mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia kepada Allah, yaitu (bagi) orang yang sangup mengadakan perjalanan ke
Baitullah.” (Q.S. Ali Imran: 97)
Pendapat ini juga dianut mayoritas
ulama. (al-Fiqh al-Islami: III, 2065)
Seumur hidupnya rasulullah Salallahu
Alaihi wa Sallam melakukan haji hanya satu kali pada tahun 10 H dengan
diikuti kurang lebih 100.000 sahabat. Haji Rasulullah terkenal dengan sebutan haji
wada’ (haji perpisahan). Dinamakan demikian karena pada saat itu di Arafah
turun ayat al-Quran yang menyatakan bahwa Islam telah sempurna dan diridhai
sebagai agama untuk manusia seperti tercantum dalam al-Quran:
اليوم أكملت لكم
دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الاسلام دينا (المائدة : 3)
”Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai
Islam menjadi agma bagimu.” (Q.S. al-Maidah: 3)
Kesempurnaan Islam menandai selesainya misi yang diemban Rasulullah
sebagai seorang rasul. Dan memang menurut
catatan sejarah, kira-kira tiga bulan setelah haji wada’ Rasulullah Salallahu
Alaihi wa Sallam wafat. (Sirah Rasulullah, 311)
Dalam haji wada’ itulah rasulullah
mengajarkan kepada para sahabat yang menyertainya tentang tata cara beribadah
haji, dengan melihat dan mempraktikkan secara langsung. Kisah perjalanan haji
Rasulullah ini banyak diterangkan dalam kitab-kitab hadis secara mendetail, dan
dijadikan rujukan utama dalam membahas masalah haji oleh para ulama fiqih.
Setiap orang tentu ingin mendapat haji
mabrur. Haji mabrur adalah haji yang bebas dari perbuatan maksiat (alladzi la yukhalithuh itsm).
Beberapa perbuatan yang dilarang saat menjalankan haji diterangkan al-Quran
diantaranya:
الحج أشهرمعلوماتفمن فرض فيهن الحج فلارفث ولافسوق ولاجدال في الحج
(البقرة: 197)
”(Musim) haji adalah beberapa
bulan yang dimaklumi. Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu
mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan
di dalam masa mengerjakan haji.” (Q.S al-Baqarah: 197)
Rafats
adalah menggauli istri. Sedangkan tindakan fasik meliputi segala
tindakan melampaui batas agama. (Syarah Muslim: V, 119)
Ini
artinya untuk mendapat haji mabrur yang dijanjikan berpahala surga, setiap
jamaah haji harus menjaga seluruh anggota tubuh dan hatinya dari perbuatan
maksiat dalam segala bentuknya.setiap jamaah diharapkan senantiasa ikhlas,
tawakkal dan tawadhu’. Haji mabrur sudah barang tentu harus sesuai
dengan tata cara yang diajarkan Rasulullah. Pemahaman tentang masalah haji
dalam rangka meraih haji mabrur sangat penting sekali.
Sebagian
ulama menyatakan haji mabrur adalah haji maqbul (diterima Allah).
Diterimanya suatu ibadah pada dasarnya menjadi urusan Allah. Tetapi kita bisa
memperkirakannya dari dampak-dampaknya. Haji yang diterima Allah bercirikan
pelakunya menjadi lebih baik setelah kembali dari tanah suci. Lebih tekun
beribadah dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama sebelum berangkat.
Semoga kita semua mendapat haji mabrur.***
(Kiai Sahal Mahfudh, Solusi Problematika Umat, Ampel
Suci, Surabaya)
Langganan:
Postingan (Atom)