Adam dikeluarkan dari surga dan harus turun ke dunia karena melanggar larangan
Allah untuk tidak mendekati dan memakan buah khuldi, karena bisikan
Iblis. Hal itu kemudian yang membuat Musa merasa kecewa, dengan begitu seluruh
manusia harus menjalani hidup susah di dunia. Hadits yang diriwayatkan Abu
Hurairah Ra. mengisahkan itu, Rasulullah Saw. bersabda, “Pernah Adam dan
Musa saling berdebat. Kata Musa: “Wahai Adam, kamu adalah nenek moyang kami,
kamu telah mengecewakan harapan kami dan mengeluarkan kami dari surga.” Adam
menjawab, “Kamu Musa, Allah telah memilihmu untuk diajak berbicara dengan
kalam-Nya dan Allah telah menuliskan untukmu dengan tangan-Nya. Apakah kamu
akan menyalahkan aku karena suatu perkara yang telah Allah tentukan empat puluh
tahun sebelum Dia ciptakan aku?” Nabi Salallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa.” (HR Bukhari, kitab al-qadr,
82, bab tihaj Adam wa Musa ‘Indallah, 11) Maknanya adalah sesungguhnya Musa
mengetahui sesuatu yang telah ditetapkan sebelum Adam diciptakan (pendapat Imam
An-Nawawi). Ini harus terjadi. Seandainya seluruh umat manusia bersatu menolak,
hal itu tidak akan merubah ketentuan Allah. Celaan terhadap dosa merupakan hak
syari’at bukan wilayah akal. Karena itu Allah telah menerima taubat Adam dan
mengampuni dosa-dosanya, sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan Kristen
yang menganggap dosa Adam sebagai dosa waris seluruh manusia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar