Pada bulan Ramadhan tahun ke lima dari nubuwah, Rasulullah
keluar dari Masjidil Haram, yang saat itu para pemuka dan
pembesar Quraisy sedang berkumpul di sana. Beliau berdiri di hadapan mereka,
lalu seketika itu pula membacakan surah An-Najm. (Syaikh Syafiyyurahman
Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, h 95) Orang-orang kafir itu tidak pernah
mendengarkan kalam Allah yang seperti itu sebelumnya. Sebab redaksi mereka
panjang-panjang seperti biasanya, memaksa sebagian di antara mereka untuk
menjelaskan kepada sebagian yang lain, seperti dijelaskan Allah,
وقال الذين كفروألاتسمعوا لهذاالقرءان والغوافيه لعلكم
تغلبون (26)
“Dan orang-orang yang kafir berkata:
"Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan
buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka".
(Fushshilat (41): 26)
Tetapi ketika
dilantunkan bacaan surah ini, gendang telinga mereka diketuk kalam Ilahi yang
indah menawan, yang keindahannya sulit dilukiskan dengan suatu gambaran, mereka
pun diam terpesona, menyimak isinya dan semua orang khidmat mendengarnya,
sehingga tidak ada pikiran lain yang melintas di benak mereka. Ketika beliau
membacakan penutup surah ini hati mereka serasa terbang. Akhirnya beliau
membaca ayat terakhir,
فاسجدوالله
واعبدوا (النجم:62)
“Maka bersujudlah kepada Allah dan
sembahlah (Dia)”. (An-Najm (53): 62)
Mereka pun sujud. Tak seorang
pun mampu menguasai diri dan mereka semua merunduk dalam keadaan sujud.
Sebenarnya sinar-sinar kebenaran telah merasuk ke dalam jiwa orang-orang yang
sombong dan selalu berolok-olok itu. Mereka tidak mampu menahan diri untuk
kemudian sujud. (Tafhimul-Qur’an, 5, h 188)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar