Ibn Rawahah membaca Al-Qur’an didampingi istrinya. Ketika sampai pada ayat,
“Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal
itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” (Surah
Maryam (19): 71), ia menangis dengan keras. “Apa yang terjadi padamu?”
tanya istrinya. “Allah mengabarkan kedatangan manusia ke dalam neraka, tetapi
tidak mengabarkan keluarnya.” Menurut para ulama yang dimaksud dengan “datang”
dalam ayat itu adalah menyeberangi titian da bukan masuk ke dalam neraka. “Dan
tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu” maksudnyan
seluruh manusia pasti lewat di atas titian, baik para nabi, rasul, orang-orang
saleh, wali, ulama, raja, orang kaya, dan orang miskin. Semuanya meniti titian
yang terbentang di atas neraka. Jauhnya sama dengan perjalanan selama satu
bulan. (Al-Qarni, Drama Kematian, h 247) Titian (sirat) itu lebih kecil dari
rambut, lebih panas dari bara, dan lebih tajam dari mata pedang. Manusia lewat
di atasnya dengan berbekal amal masing-masing. Yang selamat sampai di surga,
dan yang celaka jatuh ke neraka. Semoga Allah menyelamatkan kita dari api
neraka!
23 Nov 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar