Di kalangan para ulama adalah suatu yang lazim dalam
menukilkan hadits pengucapan ‘Salallahu alaihi wa salam’ setelah penyebutan
nama Rasulullah. Mengapa kita tidak mengatakan ‘wa alihi’? Rasulullah ketika
ditanya, “Bagaimana kami bershalawat kepadamu?” Beliau menjawab,
قا لو: اللهّم صل على محمّد وعلى آل محمّد
“Katakanlah: Allahuma shali ala Muhammad wa ala ali Muhammad.”
(HR
Bukhari, Kitab Ahadits Al-Anbiya’, bab: Qaulullahi Ta’ala Wattakhadzallahu
Ibrahima Khalila, n 3370)
Kita menggunakan kata ‘ala’ untuk membedakan shalawat yang digunakan
orang-orang Syi’ah Rafidhah. Orang-orang Syi’ah Rafidhah bershalawat dengan
mengatakan, “Allahuma shali ala
Muhammad wa alihi, “ tanpa menggunakan kata ‘ala’. Jika kita menggunakan
kata tersebut, maka hal itu sesuai dengan hadits dan menyelisihi orang-orang
Syi’ah Rafidhah dalam masalah shalawat. Dan jika kata itu tidak disebutkan,
maka ini merupakan sesuatu yang tidak perlu diingkari. Pendapat para ulama insyaalah
di dalamnya ada kebaikan. (Kitab Thaharah, Syaikh Muhammad b. Shalih
Al-Utsaimin, h 15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar