Sering-seringlah kalian mengingat pemutus segala
kenikmatan, " kata Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam. (Al Tirmidzi
dengan sanad hasan, nomor 2307, Bab Ma Ja'a fi Zikr al-Maut) Pemutus segala
kenikmatan dalam hadits Nabi tersebut adalah kematian. Ya, dengan kematian,
seseorang telah direnggut dari yang dicintainya, anak, istri, harta, dan yang
lain. Sesuatu yang datang dengan membawa petaka kemudian membenamkan manusia
dalam lorong kegelapan ('Aidh Ibn Abd Allah al-Qarni, Drama Kematian). Saat ajal hendak menjemput
Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam, dalam keadaan sekarat, beliau memegang
bajunya lalu menutupi wajahnya, keringat terlihat mengucur dari dahinya, lantas
beliau berdoa, "Ya Allah, tolonglah aku saat sakaratul maut." Dalam
riwayat lain, beliau berdoa, "Ya Allah, mudahkanlah bagiku sakaratul maut.
Tiada tuhan selain Allah. Sesungguhnya keadaan sekarat pasti menyertai
maut." (al-Bukhari nomor 6510 Bab Sakaratul Maut) Maka kemudian untuk
mengingat mati supaya manusia tidak lalai, Kiai Mukhofifin Abd al-Salam,
Saripan, Jepara, Indonesia, mengajarkan kepada santrinya tentang syair
kematian, syair ditulis dalam bahasa Jawa supaya lebih menyentuh hati.
لااله الا الله الملك الحق المبين
محمدرسول الله صدق الوعد الامين
aku iki isih urip (Saya ini masih hidup)
sandhanganku tumpuk-tumpuk (Baju saya berlapis-lapis)
sesuk aku yen wis mati (Kelak jika saya mati)
kuping irungku disumpeli kapuk (Telinga dan hidung saya disumpal kapas)
لااله الا الله الملك الحق المبين
محمدرسول الله صدق الوعد الامين
aku iki isih urip (Saya ini masih hidup)
panggonanku njero ngomah (Tempat tinggal saya dalam rumah)
sesuk aku yen wis mati (Kelak jika saya mati)
dijegurke luweng diurugi lemah (Dimasukkan lubang ditimbuni tanah)
Manusia tidak bisa lari dari kematian. Dan kedatangannya tidak diketahuinya. Banyak manusia yang lalai dari mengingatnya. Maka celakalah manusia. Celakalah manusia yang belum menyiapkan bekal berupa amal saleh.
Ketika salah seorang sahabat meninggal, Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam berdoa, sambil menangis beliau berdoa, "Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, maafkanlah dia. Ya Allah, limpahilah ia rahmat. Ya Allah, muliakan tempatnya, luaskan jalan masuknya, mandikan ia dengan air, salju, dan es, serta bersihkan ia dari dosa dan kesalahan seperti baju putih yang dibersihkan dari noda." (Muslim nomor 85,86 Bab Ad Du'a lil Mayit fi Al-Shalah) Terhadap hamba-hambanya yang saleh, Allah mengingatkan, "Hai orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). " (59: 18) Dan, kata Allah, "Hai orang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan Islam. (3: 102)
لااله الا الله الملك الحق المبين
محمدرسول الله صدق الوعد الامين
aku iki isih urip (Saya ini masih hidup)
sandhanganku tumpuk-tumpuk (Baju saya berlapis-lapis)
sesuk aku yen wis mati (Kelak jika saya mati)
kuping irungku disumpeli kapuk (Telinga dan hidung saya disumpal kapas)
لااله الا الله الملك الحق المبين
محمدرسول الله صدق الوعد الامين
aku iki isih urip (Saya ini masih hidup)
panggonanku njero ngomah (Tempat tinggal saya dalam rumah)
sesuk aku yen wis mati (Kelak jika saya mati)
dijegurke luweng diurugi lemah (Dimasukkan lubang ditimbuni tanah)
Manusia tidak bisa lari dari kematian. Dan kedatangannya tidak diketahuinya. Banyak manusia yang lalai dari mengingatnya. Maka celakalah manusia. Celakalah manusia yang belum menyiapkan bekal berupa amal saleh.
Ketika salah seorang sahabat meninggal, Rasulullah Salallahu Alaihi wa Sallam berdoa, sambil menangis beliau berdoa, "Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, maafkanlah dia. Ya Allah, limpahilah ia rahmat. Ya Allah, muliakan tempatnya, luaskan jalan masuknya, mandikan ia dengan air, salju, dan es, serta bersihkan ia dari dosa dan kesalahan seperti baju putih yang dibersihkan dari noda." (Muslim nomor 85,86 Bab Ad Du'a lil Mayit fi Al-Shalah) Terhadap hamba-hambanya yang saleh, Allah mengingatkan, "Hai orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). " (59: 18) Dan, kata Allah, "Hai orang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan Islam. (3: 102)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar